Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44)
Setelah menderita penyakit kronis dengan cukup lama, Nabi Ayub as berdoa pada Rabbnya: “(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dari Engkau adalah Yang Maha Penyayang dari semua penyayang.”
Betapa kuatnya Nabi Allah ini. Betapa tingginya pergantungannya pada Allah swt. Tidak pernah mengeluh bahkan makin menambahkan lagi ketakwaannya pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Usah bersedih dengan ujian yang Allah sudah takdirkan pada kita. Bukan kah ujian itu satu anugerah bagi mereka yang berfikir?
Memang sudah ditakdirkan oleh Allah swt semua makluk ciptaanNya akan meninggalkan dunia pentas kehidupan ini. Tidak kira, betapa berkuasa ke insan itu, betapa besar ke jawatannya di dunia, betapa banyak ke hartanya, semuanya akan ditakdirkan oleh Allah swt untuk meninggalkan dunia yang sepatutnya menjadi tempat mengumpulkan bekalan untuk meneruskan pelayaran akhirat kelak. Kita semua akan menghadapi saat sakaratulmaut yang sangat dasyat, kita semua akan keseorangan di dalam kubur yang gelap gelita dengan hanya kain putih yang menyelimuti tubuh.
Saat kita masih lagi bernyawa ini, hanya cerita dan gambaran yang dapat kita dengar mengenai alam bazark. Tetapi bersediakah kita untuk menghadapinya sendiri? Di saat malaikat maut datang menjemput, apakah amalan kita sudah mencukupi untuk diperhitungkan. Adakah di saat itu kita sudah bertaubat dari segala dosa yang kita lakukan di bumi Allah ini.? Ya Allah Yang Maha Mengetahui, lagi Maha Berkuasa. Saat ini kami masih lagi bernyawa untuk melakukan suruhanMu. Untuk taat segala perintahMu. Ya Allah tempatkanlah kami di golongan yang Engkau redhai di dunia dan akhirat.
~Hidup & mati karya takdir~
